PUTRI
WULANDARI
21209608
4EB13
AKUNTANSI
INTERNASIONAL – TUGAS 6
VI. Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga
A.
Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk
menyesatkan selama periode perubahan harga
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran
ini mendistrosi :
1.
Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu histories
2.
Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3.
Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapatdikendalikan
4.
Laba yang
dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
5.
Kenaikan
dalam proporsi pajak
6.
Permintaan
dividen lebih banyak dari pemgang saham
7.
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
8.
Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara
eksplisit berguna dilakukan karena beberapa alasan :
1.
Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi
sutu perusahaan
2.
Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang
akurat atas masalah tersebut
3.
Laporan dari
para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih
mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas
masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi perubahan harga tetap
berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat
menjadi signifikan
B. Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian
harga terhadap laporan keuangan
a.
Atribut.
Karakteristik kuantitatif suatu
pos yang diukur untuk keperluan
akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu
aktiva
b.
Penyesuaian biaya kini.
Nilai penyesuaian aktiva untuk
perubahan dalam harga tertentu
c.
Kekayaan yang dapat
dihapuskan.
Jumlah aktiva bersih suatu
perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih
d.
Mekanisme Penyesuaian.
Manfaat berupa keuntungan daya beli
pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan
tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan
dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
e.
Ekuivalen Daya Beli Umum.
Jumlah mata uang yang telah
disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
f.
Keuntungan kepemilikan suatu investasi.
Kenaikan nilai
biaya kini suatu aktiva nonmoneter
g.
Hiperinflasi.
Laju inflasi
yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian
meningkat sebesar lebih dari 25%
pertahun
h.
Inflasi.
Kenaikan dalam
tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
i.
Aktiva moneter.
Klaim terhadap
jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
j.
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum
yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi
k.
Kewajiban moneter.
Suatu kewajiban
untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha
atau uang dengan suku bunga yang tetap
l.
Kerugian Moneter.
Penurunan dalam
daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama
periode inflasi
m.
Penyesuian Modal Kerja Moneter.
Pengaruh
perubahan harga khusus terhadap seluruh
jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya
n.
Jumlah Nominal.
Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan
perubahan harga
o.
Aktiva Nonmoneter.
Aktiva yang
tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva
tetap, dan peralatan
p.
Kewajiban Nonmoneter.
Suatu utang
yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti
uang muka pelanggan
q.
Penyesuian Paritas.
Suatu
penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk
perusahaan dan Negara tuan rumah
r.
Aktiva permanent.
Istilah di
Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi
terkait serta jumlah deplesi atau
amortisasi
s.
Indeks Harga.
Suatu rasio
biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang
dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah
biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
t.
Daya Beli.
Kemampuan umum
dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
u.
Laba Riil.
Laba bersih
yang telah disesuaikan untuk perubahan harga
v.
Biaya penggantian.
Biaya kini
untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
w.
Mata uang pelaporan.
Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
x.
Metode nyatakan
kembali-translasikan.
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
y.
Perubahan Harga Khusus.
Perubahan dalam harga untuk
komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
z.
Metode translasikan-nyatakan
kembali.
Suatu metode konsolidasi
pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan
luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali
jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan
C.
Menentukan perbedaan model akuntansi
biaya terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan
disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit
moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan
tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai
konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi,
maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini
pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih
rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh
perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang,
dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli
yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang
digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya,
kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum
masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun
menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel
ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan
akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan
guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang
diperlukan.
D. Menjelaskan
perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil
1.
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979,
FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan
Perubahan harga, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan pengungkapan
daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini.
Perusahan
pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari
5 tahun terakhir :
1. Penjualan
bersih dan pendapatan opersai lainnya
2. Laba dari
operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
3. Keuntungan atau kerugian daya beli
(moneter) atas pos-pos moneter bersih
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya
kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang
diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang
lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan
tingkat harga umum)
5. Setiap agregat penyesuaian translasi
mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
6. Aktiva bersih pada akhir tahun
menurut dasar biaya kini
7. Laba persaham (dari opersai
berjalan) menurut dasar biaya kini
8. Deviden persaham biasa
9. Harga pasar
akhir tahun perlembar saham biasa
10. Tingkat Indeks
Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
2.
INGGRIS
Laporan
biaya kini di Inggris mewajibkanbaik
laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di
Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis
2.
Menyajikan
akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini
3.
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai
3.
BRASIL
Akutansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok
pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata
uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban
tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi
(termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba
ditahan, dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
E. Memahami pelaporan keuangan dalam
perekonomian hiperinflasi
ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies.
IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali laporan keuangan ketika terjadi
ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam
ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir
periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan
dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, dan laba rugi atau
posisi moneter neto diakui dalam laporan laba rugi dan diungkapkan terpisah.
F. Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah
dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan
akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi
inflasi luar negeri.
4.
Menghindari
fenomena kejatuhan ganda.
G. Keuntungan
dan Kerugian Inflasi
Keuntungan
atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh
aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang
dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan
di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi.
Referensi :
1.
Afrizon, SE., Akt., M. Si, Akuntansi
Internasional