Demam Berdarah (DBD)
Oleh :
Putri Wulandari
21209608
3eb13
Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya, yang tersebar luas di rumah-rumah dan Tempat Umum di seluruh wilayah Indonesia, kecuali pada ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan laut.
Di Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik.
Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit menular yang berbahaya,dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila (Filipina) pada tahun 1953, selanjutnya menyebar ke berbagai negara.Di Indonesia penyakit DBD ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan DKI Jakarta.Kini diseluruh Propinsi sudah terjangkit penyakit ini.
Untuk mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD, setiap keluarga perlu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dengan cara " 3M "
Apa Saja Tanda-Tandanya ?
Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:
- Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7 hari
- Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
- Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
- Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
- Nyeri kepala, pusing
- Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
- Wajah kemerahan
- Nyeri perut
- Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare
Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Demam Dengue (Dengue Fever).
Adapun tanda-tanda seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan:
- Demam tinggi mendadak >38°C selama 2-7 hari
- Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
- Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
- syok
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:
- Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 150.000/mm³ (normalnya 150-450 ribu/mm³)
- Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DHF. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DHF dibagi atas beberapa derajat, yaitu:
- DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
- DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
- DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur.
- DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Apakah Semua Penderita DHF Perlu Dirawat ?
Jawabannya: Tidak. Rata-rata penderita atau keluarga penderita mulai menyadari sakitnya pada DHF grade I-II, dan keduanya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika penderita sangat sulit minum dan makan, yang biasanya terjadi pada anak kecil. Yang memerlukan perawatan dan pemantauan intensif hanya DHF grade III-IV, karena fatalitas yang mungkin terjadi. Jadi janganlah kita tergesa-gesa memaksakan perawatan di Rumah Sakit, apalagi jika demamnya baru berlangsung selama 2-3 hari dan kondisi penderita masih cukup baik, masih mau makan dan minum. Selain karena sifat penyakit ini yang sebenarnya dapat sendiri dengan perbaikan kondisi penderita, kita juga dapat menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu dan kontaminasi kuman yang mungkin terjadi di rumah sakit.
Apa yang Bisa Dilakukan di Rumah ?
Pengobatan DHF sesungguhnya bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah nutrisi dan hidrasi alias makan dan minum yang cukup. Lebih ditekankan untuk minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit. Setidaknya, memenuhi kebutuhan cairan harian per harinya, yang dapat dihitung dengan rumus:
- Dewasa: 50 cc/kg BB/hari
- Anak:
· Untuk 10 kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari
· Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
· Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
Contoh: Anak fulan 8 tahun dengan BB 23 kg, berarti kebutuhan cairan perharinya adalah ((100×10) + (50×10) + (20×3))= 1560 cc
Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas jika demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni (tanpa adanya infeksi bakterial). Jika ada diantara ukhti yang membawa pasien DHF berobat, dan kemudian mendapatkan resep antibiotik, bertanyalah pada dokter atau yang meresepkan tersebut apa kepentingannya, agar tidak terjadi pemborosan uang dan obat, dan membebani tubuh penderita.
Kapan Harus Waspada ?
Beberapa kasus DHF dapat berlanjut menjadi serius yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah. Tanda-tanda yang menunjukkan penderita perlu mendapat pemeriksaan medis antara lain:
- Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam
- Buang air besar berwarna hitam
- Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi
- Nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut
- Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur
Tanda-Tanda Syok
Tanda-tanda tersebut menggambarkan perembesan plasma yang tidak teratasi dan efek perdarahan dalam rongga tubuh (misalnya saluran cerna, otak) akibat trombosit yang terus turun. Penderita yang mengalami tanda diatas sebaiknya segera diperiksakan ke Rumah Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Lalu… Kapan Sembuhnya ?
DHF umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali.
Nah saudariku, semoga informasi singkat diatas dapat menambah pengetahuan kita akan DB/DHF ini. Yang terpenting hendaknya kita selalu ingat bahwa Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu pastilah ada hikmahnya. Contoh kecil adalah penyakit ini, dimana virus yang ukurannya dalam skala nanometer, dapat menyebabkan sakit serius pada mahluk yang jauh lebih besar darinya, menunjukkan betapa lemahnya kita manusia di hadapan Sang Pencipta alam semesta.
Apa yang dimaksud dengan gerakan "3M"?
1. "Gerakan 3M" adalah kegiatan yang dilakukan secara serentak oleh seluruh masyarakat untuk memutuskan rantai kehidupan (daur hidup) nyamuk Aedes Aegypti, penular penyakit DBD
2. Daur hidup nyamuk Aedes Aegypti terdiri dari : telur,jentik dan kepompong. Telur,jentik dan kepompong hidup dalam air yang tidak beralaskan tanah dan akan mati bila airnya dibuang ke dalam got atau tempat pembuangan air lainnya.
3. Agar supaya telur,jentik dankepompong tersebut tidak menjadi nyamuk, maka perlu dilakukan 3M secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali yaitu
· Menguras tempat-tempat penampungan air seperti tempayan, drum, bak mandi/bak wc dan lain-lain atau menaburkan bubuk abate
· Menutup rapat-rapat tempat penampunganair, agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di dalamnya.
· Mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng-kaleng bekas, plastik bekas dan lain-lain
Mengapa Perlu Menggerakkan Masyarakat dalam "3M" ?
1. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang
2. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aigiptin lain-lain
3. Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, Balai desa danlain-lain sehingga setiap keluarga dan masyarakat beresiko untuk tertular penyakit DBD
4. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vacsin untuk pencegahannya juga belum ada, sehingga satu-satunya cara untuk memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk Aedes Aegypti
5. Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya, yaitu tempat-tempat penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang di rumah-rumah dan tempat-tempat umum sekurang-kurangnya seminggu sekali. Kegiatan ini dikenal sebaai Gerakan ”3M”
6. Agar kita bebas dari ancaman penyakit DBD, maka kegiatan 3M ini harus dilakukan oleh seluruh masyarakat, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menggerakkan masyarakat dalam”3M”
Apa yang perlu diketahui tentang Nyamuk Aedes Aegypti ?
A. Daur Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat penampungan air (TPA) atau barang-barang yang memungkinkan air tergenang sedikit di bawah
- Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari
- Tiap 2 hari nyamuk betina menghisap darah manusia dan bertelur
- Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan sedangkan nyamuk jantan 14 hari
B. Ciri – ciri nyamuk Aedes Aegypti
1. Sifat-sifat Nyamuk Aedes Aegypti
· Berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya
· Berkembangiak di tempat penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang mis :
ü Bak mandi/wc, tempayan, drum
ü Tempat minumburung
ü Vas bunga, pot tanaman air
ü Kaleng, ban bekas,botol
· Nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat berkembangbiak di selokan/got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah
· Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari
· Mampu terbang sampai 100 m
2. Sifat-sifat Jentik Aedes Aegypti
· Ukuran 0,5 – 1 cm
· Selalu bergerak aktif dalam air
· Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah dan seterusnya
· Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegaklurus dengan permukaan air
3. Sifat-sifat telur Nyamuk Aedes Aegypti
· Ukurannya sangat kecil : 0,7 mm
· Warna hitam
· Tahan sampai 6 bulan di tempat kering